Pengertian Serta Kelebihan dan Kelemahan Metode Turunan Biji Tunggal (TBT) Pada Tanaman – Dalam istilah yang mudah, single seed descent berarti turunan biji tunggal.
Pada dasarnya, single seed descent atau SSD adalah tanaman dari hasil persilangan F2 yang kemudian ditanam dengan satu biji keturunan.
Jika dalam generasi ini telah didapatkan tingkat kesamaan tanaman, maka pada penanaman selanjutnya metode ini sudah tidak relevan untuk digunakan lagi.
Penggunaan teknik turunan biji tunggal memiliki tujuan untuk mempertahankan tanaman yang dihasilkan dari F2.
Cara mempertahankan adalah dengan mengurangi genotip yang hilang akibat segresi. Jadi, hanya ada satu biji yang akan dipanen dari tiap tanaman. Teknik turunan biji tunggal sudah banyak digunakan pada pemuliaan tanaman di Amerika.
Teknik turunan biji tunggal digunakan dengan menanam biji dari F2. Dalam generasi berikutnya, hanya ada satu biji dari setiap tanaman yang diperankan sebagai indukan generasi berikutnya.
Jika persilangan dirasa suda cukup, maka setiap keturunan F2 akan dipertahankan dengan kondisi tercampur (bulk).
Pengertian turunan biji tunggal
Turunan biji tunggal adalah metode menanam tumbuhan dengan cara mengambil satu biji tiap turunan F2.
Bibit tanaman yang diambil merupakan hasil persilangan pada F2 bibit ini kemudian cuku ditanam satu persatu dalam setiap keturunan. Metode ini dilakukan hingga generasi yang kelima (F5).
Jika dalam pada generasi tersebut telah didapat kesamaan tampilan sesuai yang diharapkan, maka pada periode tanam selanjutnya penanaman akan dilanjutkan hingga satu spesies keturunan. Setelah itu meningkat lagi hingga satu populasi tanaman.
Pada awalnya, teknik ini diawali dengan persilangan dua indukan yang berbeda genotip.
Biji yang diambil harus secara acak dari beberapa generasi sebelumnya, dan biasanya tidak menggunakan metode seleksi terlebih dahulu.
Waktu pemilihan biji tanaman bisa dihentikan, dengan catatan biji telah bibiakkan melalui galur homozigot. Setelah itu, masing-masing biji ditanam di beberapa lokasi untuk mendapatkan data seberapa kuat adaptasi terhadap lingkungan.
Dalam metode turunan biji tunggal tidak dibutuhkan seleksi sehingga tanaman bisa tumbuh di setiap jenis lingkungan.
Metode turunan biji tunggal paling sering digunakan dalam rumah kaca sehingga akan lebih mudah untuk dikendalikan persilangannya.
Setiap generasi dapat dipercepat masa tanamnya dengan teknis khusus pemindahan biji sebelum masak.
Masa tanam kemudian dilanjutkan hingga terpta galur homozigot. Namun, diperlukan dua generasi untuk perbanyakan benih dari tiap galur homozigot.
Metode turunan biji tunggal sejatinya lebih banyak digunakan untuk menanam tanaman berpolong.
Cara panen yang dilakukan pada metode ini adalah dengan mengambil tiap biji dari generasi F2 sampai F5 kemudian dicampur dan kemudian ditanam pada periode berikutnya.
Kelebihan turunan biji tunggal
- Tidak diperlukan lahan yang luas untuk menanam turunan biji tunggal.
- Tidak memerlukan banyak tenaga dan waktu ketika panen.
- Pengamatan dan pencatatan lebih mudah dilakukan.
- Seleksi terhadapap karakter heritabilitas dapat dilakukan pertanaman.
- Pemilihan terhadap karakter heritabilitas tinggi lebih efektif dilakukan.
- Tidak perlu banyak usaha untuk mendapatkan homozigot.
- Persilangan antar tanaman F2 lebih banyak.
- Memungkinkan untuk menanam generasi F2 tiap tahun.
Kelemahan turunan biji tunggal
- Tanaman F2 sering tidak teramati.
- Tanaman pada F2 bisa berkurang bahkan hilang.
- Tidak dapat mengetahui identitas tanaman unggul dari F2.
- Daya pertumbuhan yang kurang baik.
- Kemungkinan terciptanya galur murni lebih besar.
- Lebih rentan terhadap resiko kematian karena hanya satu benih.
- Seleksi terhadap sifat heritabilitas kurang efektif.
- Tidak bisa membedakan tanaman dengan heritabilitas rendah.
- Tanaman yang unggul kadang tidak teramati.
0 Response to "Pengertian Serta Kelebihan dan Kelemahan Metode Turunan Biji Tunggal (TBT) Pada Tanaman"
Post a Comment