Pembelajaran Ekologi Tanah Pertanian SRI
Agrotani.com – “PEMBELAJARAN EKOLOGI TANAH” Dalam 50 tahun terakhir, produksi pangan meningkat secara dramatis dengan perbaikan yang spektakuler dalam sistem berusaha tani. Program yang dikenal dengan Revolusi Hijau seperti menjadi pahlawan karena mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk yang terus meningkat jumlahnya. Akan tetapi pencapaian ini harus dibayar mahal dengan ongkos sosial dan lingkungan pertanian.
Populasi penduduk yang terus meningkat, diikuti oleh penurunan sumber daya alam, ketidak stabilan sosial politik dan degradasi lingkungan menimbulkan tekanan yang cukup serius terhadap proses-proses alami yang mendukung ekosistem global. Akibat yang mulai dirasakan adalah ketidak pastian dan peningkatan produksi mulai sulit dicapai, meskipun masukan usahatani yang berenergi tinggi serta pemakaian sarana produksi pertanian yang terus meningkat.
Praktek pertanian yang tidak berkelanjutan menganggap tanah sebagai mesin produksi dan tidak memperlakukan tanah sebagai sistem yang hidup serta mengabaikan fungsi dan peranan bahan organik tanah. Disamping itu, upaya peningkatan produksi dan takut kehilangan hasil sekecil apapun, membuat pelaku pertanian seolah penguasa lingkungan.
Tujuan Pembelajaran Ekologi Tanah (PET)
Pemberdayaan petani untuk menjadi petani yang ahli dalam mengelola ekosistem pertanian. Proses belajar ekologi tanah diarahkan untuk membangun kedudukan petani sebagai manager usahatani (kawasan tani), petani sebagai bagian masyarakat yang mampu memposisikan diri sejajar dan berhubungan aktif dengan masyarakat lainnya, serta petani sebagai manusia yang berpotensi dan berperan dalam sistem yang dibangun masyarakat.
Pembelajaran ekologi tanah adalah salah satu bentuk pendidikan petani yang bergerak pada sisi pengelolaan ekosistem pertanian. Kekayaan pengalaman petani dalam bertani, khususnya dalam mengelola tanah didorong untuk diungkapkan,kemudian dicoba untuk disusun ulang sebagai bahan pencerahan dan proses membangun ilmu pengetahuan(sains) petani. Untuk membangun kerangka tujuan tersebut dan memberi dukungan pada kerangka pemberdayaan petani. pembelajaran ekologi tanah mempunyai 4 peranan pentingyaitu:
- PETsebagai proses Penguatan Analisa Ekosistem.
- PET sebagai proses Penguatan Sains Petani.
- PET sebagai proses Pencerahan dan Pembenaran.
- PET sebagai proses Penguatanorganisasi Petani.
FUNGSI TANAH
Pada dasarnya tanah adalah tempat tumbuh tanaman dan bentuk yang dapat berubah sesuai pengolahan. Setelah mineral dan bahan-bahan aktif pertumbuhan mendukung dibentuk atau dirombak oleh kondisi lingkungan akan mempengaruhi kandungan bahan makanan, air dan udara serta makhluk hidup yang ada di dalam tanah. Tanah dibentuk secara perlahan-lahan rata-rata 100 sampai 400 tahun per centimeter tanah atas. Komponen utama tanah meliputi:
- 45% Mineral anorganik, pasir, liat, dan partikel lempung.
- 5% Bahan organik aktif dan bahan organik stabil yang dibentuk dari perombakan makhluk hidup yang telah mati.
- <1% organisme hidup seperti cacing, serangga, bakteri, jamur. ganggang
- 25% Air tanah.
- 25% Gas meliputi oksigen, karbondioksida, amoniak.
Berdasarkan komposisi kandungannya maka tanah mempunyai beberapa sifat yang dikelompokkan menjadi tiga golongan sifat yaitu sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi.
Sifat fisik tanah antara lain :
- Tekstur
- Kedalaman tanah olah permukaan tanah dan daerah perakaran.
- Penyerapan air dan (40 keremahan tanah).
- Kandungan air yang sebenarnya,
- Kemampuan menahan air.
Sifat kimia tanah antara lain:
- Daya ikat nutrisi.
- PH Tanah.
- Perubahan reaksi elektrolit dalam tanah,
- Kandungan Nutrisi pada tanah
Sifat biologi tanah antara lain
- Popilasi biota tanah
- Kandungan bahan organikdan proses dekomposisinya.
EKOLOGI TANAH
Sifat Fisik Tanah Hal yang dipelajari dalam sifat fisik tanah adalah: Tekstur Tanah Latar Belakang Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih besar (lebih dari 2 mm) disebut bahan kasar atau kerikil sampai batu, sedangkan bahan-bahan tanah yang lebih luas dapat dibedakan menjadi pasir, debu, liat dan lempung. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur yaitu.
- Kasar (pasir, pasir berlempung)
- Agak kasar (lempung berpasir, lempung berpasir halus)
- Sedang (lempung berpasir sangat halus, lempung berdebu, debu)
- Agak halus (lempung liat, lempung liat berpasir lempung liat berdebu)
- Halus (liat berpasir, liat berdebu, liat)
Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah suatu parameter umum untuk mengetahui ciri khas tanah. Tekstur tanah terdiri dari partikel – partikel tanah yang bervariasi ukurannya. Ukuran partikel berhubungan erat dengan sirkulasi air dan udara, kemampuan serapan nutrisi unsur hara dan struktur tanah.
Anda harus memahami arti dan pentingnya tekstur tanah dalam mendukung kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman.
Alat dan Bahan
- Karet gelang
- Tanah sawah
- Penggaris atau mistar
- Pasir
- Pupuk organik
- Plastik berdiameter 15 cm
- Nampan panjang 1 m (3 buah)
Langkah-langkah
- Plastik pertama diisi dengan tanah sawah
- Plastik kedua diisi dengan tanah sawah dicampur pupuk organik.
- Plastik ketiga diisi dengan tanah sawah dicampur dengan pasir.
- Sebelum bahan dimasukkan kedalam plastik terlebih dahulu bahan dicampur air diremas-remas hingga halus
- Masukkan ke dalam plastik
- Masukkan air hingga dua pertiga
- Kocok-kocok hingga rata
- Ikat dengan tali atau karet
- Simpan digantungkan selama minimal 1 jam.
Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah, gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik atau perekat lainnya. kemantapan/ketahanan Gumpalan-gumpalan yang berbeda-beda.
Tanah ini mempunyai bentuk, warna dan dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir). Tanah dengan struktur baik (remah) mempunyai udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
Tujuan
- Anda dapat memahami apa itu struktur tanah.
- Anda dapat membedakan antara tekstur dan struktur tanah yang memperbaiki kesuburan dan menjaga tindakan-tindakan yang dapat merusak stuktur tanah.
Alat dan Bahan
- 3 gelas plastik
- Tanah sawah
- Pasir
- Pupuk organik
- Mistar
- Bandul timbangan
- 3 botol mineral 500cc
- Lem plastik
- Air
Langkah-langkah
- Isilah ketiga botol mineral dengan tanah sekitar 2/3 nya
- Botol 1: Tanah Sawah
- Botol 2: Tanah Sawah Pasir
- Botol 3: Tanah Sawah Pupuk organik
- Jatuhkan bandul timbangan pada masing-masing botol
- Ukur berapa centimeter penurunan tanah akibat dijatuhi timbangan
Mengapa demikian? Apa kesimpulannya?
Kemampuan Tanah Menahan atau Mengikat Air (KMA)
Kemampuan menahan atau mengikat dan menyerap air dan nutrisi. Kemampuan menahan air adalah suatu ukuran dari jumlah air atau nutrisi yang dapat diserap dan tidak terlindi (hilang). Contoh pasir sangat miskin air karena terlindi. Struktur tanah yang baik mengandung bahan organik yang tinggi.
Jumlah air yang tersedia dalam tanah, sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, kemampuan menahan atau mengikat dan menyerap sangat penting sebagai indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi kualitas tanah. Hal ini khususnya terjadi pertumbuhan pada musim kering ketika air menjadi faktor penentu hilangnya air atau karena nutrisi tanaman yang terlindi. Proses ini mengakibatkan evaporasi yang tidak bisa dihindarkan. Kemampuan menahan atau mengikat dan menyerap air rata-rata tergantung pada struktur dan kandungan bahan organik. Kemampuan perbandingan antara pori – pori penyerapan atau menahan air akan meningkat dengan pori tanah (cukup, sedang dan besar) dengan kandungan bahan organik yang tinggi.
Tujuan
- Memahami pentingnya kemampuan tanah dalam menahan atau mengikat dan menyerap air atau nutrisi.
- Memahami pentingnya bahan organik dalam memperbaiki sifat tanah terutama dalam hal ini kemampuan menahan atau mengikat dan menyerap air atau nutrisi bisa di perbaiki.
Mengetahui fungsi dari masing-masing tanah (struktur liat, tekstur pasir serta bahan organik atau humus) berhubungan dalam menahan atau menyerap air dan nutrisi. Untuk mengetahui kemampuan tanah dalam mengikat air anda bisa praktekan :
Alat dan Bahan
- Botol mineral besar (1500 ml) 3 buah, dipotong 1/3nya, tinggi 20 cm
- Botol mineral besar (1500 ml) 3 buah, dipotong 2/3nya, tinggi 10 cm
- Tanah sawah, Pasir dan Pupuk organik.
- Gelas mineral 3 buah dan air bening satu ember.
Langkah-langkah Isilah ketiga botol mineral dengan tanah yang tersedia.
- Botol 1: Tanah Sawah
- Botol 2: Tanah Sawah Pasir
- Botol 3: Tanah Sawah Pupuk organik
- Bahan tadi diaduk terlebih dahulu dengan perbandingan berat 1:1 Letakkan diatas mineral yang tingginya 10 cm
- Ambil air dengan gelas mineral
- Masukkan 2 gelas mineral ke dalam mineral yang berisi tanah
- Pengisian air pertama harus bersama, untuk keduanya boleh tidak
- Lalu Amati!
- Botol mana yang pertama kali airnyaturun?
- Apa warna air dari masing-masing botol mineral ?
- Berapa air yang turun (ukur dengan gelas ukur)?
- Apa kesimpulan anda pada uji ini ?
Aerasi Tanah
Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori didalam tanah yaitu kurang lebih 50% dari volume tanah. Sedangkan jumlah air dan udara didalam tanah berubah-ubah. Tanah tergenang air, semua pori-pori tanah diisi air, sedangkan pada tanah- tanah lembab ditemukan air terutama pada pori-pori mikro. UDARA MENGISI PORI PORI TANAH YANG TIDAK TERISI AIR. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori- pori halus. Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi) sedang pori-pori halus berisi air kapiler dan udara.
Tujuan
- Anda memahami apa itu aerasi.
- Anda lebih memahami pentingnya udara dalam tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman.
- Anda mampu mendukung mengelola kondisi tanah, dalam hal ini kedudukan udara dalam.
- mendukung atau menjalin komponen ekologi tanah.
Untuk pengujian, anda dapat mempraktekanya di rumah :
Alat dan Bahan
- Botol mineral 500 ml sebanyak 3 buah
- Tanah sawah
- Tanah Sawah + pasir
- Tanah Sawah + pupuk organik
- Balon 3 buah
- Mangkok atau baskom plastik 3 buah
- Air
- Ember
- Corong
Langkah-langkah
- Masukkan ke 3 jenis tanah pada botol mineral
- Isi sampai hampir penuh
- Botol 1: Tanah Sawah
- Botol 2: Tanah Sawah + Pasir
- Botol 3:Tanah Sawah + Pupuk organik
- Masukikan air pada mangkok gelas mineral
- Botol mineral yang sudah terisi simpan pada mangkok yang sudah diairi
- Basahi semua tanah yang ada dalam botol hingga basah
- Tiup ke 3 balon dengan besaran yang sama
- Balon yang sudah ditiup lalu putar beberapa kali, lalu masukkan pada mulut botol mineral, balon
- jangan dulu dilepas sebelum ke 3 balon masuk pada mulut botol
- Lepas balon tersebut
Melakukan Pengamatan.
- Balon mana yang lebih cepat kempes. Berapa menit?
- Mangkok mana yang pertama terlihat gelembung ?
- Mana yang gelembungnya lebih banyak?
- Mengapa demikian?
- Apa kesimpulan anda pada uji ini ?
Dengan Pembelajaran Ekologi Tanah Pertanian SRI anda dapat mengetahui tanah pada budidaya anda.
Masuk Forum Kami Lewat Facebook atau Twitter
0 Response to "Pembelajaran Ekologi Tanah Pertanian SRI"
Post a Comment