I Will be There

Aku akan berada disana. Cerita ini berisikan tentang mimpiku dan hal-hal yang terjadi saat aku berusaha mewujudkannya, tak perlu berpanjang lebar dalam prolog. Langsung aja, here we go, check it out.

Contents

  • 1 Dream of dreamers
  • 2 Kita Berencana, Allahlah yang Menentukan!
  • 3 Perubahan Rencana
  • 4 Pengumpulan Informasi
  • 5 Perjuangan Dimulai
  • 6 Jakarta, ohh Jakarta
  • 7 Mess yang ‘Memadai’
  • 8 Test pun Dimulai
  • 9 Skip skip skip skip
  • 10 Silahkan dibagikan
  • 11 Related

Dream of dreamers

dream catcher via pixabay.com

Pertengahan tahun 2012, di umurku yang mendekati 20 aku masih mempunyai mimpi yang rasanya impossible banget untuk diwujudkan, yaitu  berpergian ke luar negeri. Dan aku sudah sejak dulu menetapkan kota mana yang akan aku tuju pertama kali jikalau diizinkan oleh Allah untuk berpergian keluar negeri.

Cukuplah seandainya belum pernah menginjakkan kaki di kota kota besar Benua Eropa maupun Benua Amerika, setidaknya dua kota ini harus aku kunjungi. Kota dimana cahaya Al Islam berasal, Makkah dan Madinah di Saudi Arabia.

Mengapa ceritanya ini dimualai di tahun 2012?, karena tahun ini aku bertemu partner yang mempunyai keinginan yang sama namanya M.Fathoni, biasa dipanggil Toni. Dia ingin cari pengalaman pergi keluar negeri entah kemana yang penting luar negeri. Pada akhirnya setelah aku utarakan Makkah dan Madinah sebagai tujuanku, dia sepakat untuk ke sana. Yaa tahun 2014, dua tahun lagi kita berencana untuk Umroh bersama. Kupikir ini sedikit gila, tabungan gak punya, pekerjaan biasa aja, how it will be reached? Impossible!! Au ah yang penting mimpi dulu huehe I really need dream catcher!

Kita Berencana, Allahlah yang Menentukan!

via pixabay.com
via pixabay.com

Di akhir tahun 2013 Toni mengabarkan bahwa ia diterima di Universitas Islam of Madina. Aku turut senang dan kukatakan juga sepertinya aku harus menunda keinginan berziarah di haromain tahun depan.

Di samping karena ga ada partner juga karena gak ada cukup uang, ohh iya aku bukan tipe orang yang suka menabung jadi punya uang ya secukupnya aja.

Tapi disini temenku bilang “Aku tunggu disana ntar?”, dengan yakinnya.

“oke , siap!! Jadi tour guide ku ntar pas disana” sambil senyum kecut.

Meskipun harus menunda tapi aku tetap berkeinginan untuk kesana suatu saat nanti, entah kapan, entah bagaimana caranya. I will be there soon.

Perubahan Rencana

via pixabay.com
via pixabay.com

Awal tahun 2014 sedang viral di media sosial bahwa Kerajaan Arab Saudi melakukan  peluasan Masjid Suci Haramain, Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, tentu kontraktornya membutuhkan ribuan pekerja untuk menyelesaikan proyek tersebut. Dan Indonesia merupakan salah satu negara yang dipilih untuk mengekspor tenaga kerjanya.

Setelah ngobrol dengan Toni, kabar itu memang benar adanya. Kupikir tidak masalah untuk mendaftar menjadi tenaga kerja Indonesia dan bekerja membangun Masjid di Arab sana. Banyak keuntungan yang didapatkan, dari mulai gaji, tinggal di kota penuh berkah, bisa melaksanakan Ibadah Umroh kapanpun dan jika Allah mengizinkan bisa melaksanakan rukun islam kelima, Haji.

Pengumpulan Informasi

via pixabay.com
via pixabay.com

Sebelumya aku mendiskusikan terlebih dahulu niatan ku ini ke orang tua, dan mereka mengizinkan dan mendukung semuanya. Yang paling berat sebenarnya meninggalkan pekerjaanku, tetapi mau tidak mau harus dikorbankan.

Aku mengumpulkan informasi, sampai akhirnya mendapatkan kontak seseorang yang bekerja sebagai sponsor keberangkatan namanya Pak Andi, darinya didapatkan informasi persyaratan yang tidak sulit, Beragama Islam, sehat jasmani dan rohani, umur diatas 22 tahun, tanpa ada tambahan lagi.

Aku merasa ini tidak akan seru jika hanya aku sendiri yang berangkat, aku perlu teman. Dengan syarat semudah itu aku mengajak beberapa temanku dan terkumpulah 5 orang termasuk aku yang berniat berangkat. Yossh!! We are ready!

Perjuangan Dimulai

via pixabay.com
via pixabay.com

Aku menjual sepeda motor kesayanganku dan dengan sedikit tambahan uang thr dari perusahaan lama, untuk biaya mengurus berkas, biaya transport Solo Jakarta dan uang saku nanti. Segera ku hubungi teman yang bekerja di imigrasi Solo guna membantu pembuatan paspor. Awalnya aku berniat membuat sendiri tapi tahun itu sedang ketat ketanya pembuatan paspor di Solo, intinya dipersulit, jadi terpaksa lewat kenalan.

Sedangkan keempat temanku membuat paspor lewat Pak Andi, seponsor, karena meraka harus merubah umur agar bisa susuai persayaratan, saat itu kebanyakan masih berumur 21 dan yang paling muda masih 19 tahun. Pembuatanya pun tidak bisa di Solo dan dengan biaya pembuatan beberapa kali lebih banyak dari yang harus aku keluarkan.

Jakarta, ohh Jakarta

via pixabay.com

Pada tanggal yang ditentukan sekitar tanggal 10 Agustus, kami pun berangkat ke Jakarta untuk mengikuti tes ujian, ada dua tes yang diujikan yaitu steel fixer dan carpenter. Ya memang dua inilah yang dibutuhkan dalam proyek ini, Tukang kayu dan tukang besi. Dan sebelumnya kami telah mempersiapkan diri untuk menjadi tukang, dadakan dan abal abal. Huehhe

Kami berangkat menggunkan Bus, tujuan adalah Jakarta Timur daaerah Cililitan. Berangkat pukul dua siang dan sampai Terminal Kampung Rambutan sekitar pukul 05.30 pagi. 15 jam lebih perjalanan yang terasa begitu lama, berbeda dengan sekarang setelah selesainya pembangunan tol baru Solo ke Jakarta tidak lebih dari 12 jam

Sampai di Terimal Kampung Rambutan kami naik kopaja 57 menuju ke PGC, Pusaat Grosir Cililitan, dari PGC kita masih butuh satu angkot lagi untuk ke TKP. Lokasi yang kami tuju berada di dekat LANUD Halim Perdanakusuma. Sampai PGC kami mencar warteg buat menggajal perut yang sudah mulai kelaparan. Jakarta memang beda! Satu kali makan minimal 15 ribu.

Mess yang ‘Memadai’

via pixabay.com

Akhirnya setelah makan kami naik angkot dan sampailah di PT yang akan memberangkatkan kami. Ternyata sampai di tujuan sudah ada banyak orang. Kebanyakan berumur tigapuluhan ke atas, dimata mereka kita hanyalah anak anak bau kencur. Huehehe

Tes akan diadakan besok, jadi kami akan menginap di mess sambil mendengarkan arahan dari Pak Andi. Dan menggunakan waktu jeda tersebut untuk mempersiapkan berkas yang harus dikumpulkan saat test besok. Btw tesnya praktek dan yang menguji langsung dari orang timur tengah.

Kami menginap di tempat yang sudah disediakan sebuah ruangan tanpa pintu seluas kurang lebih seratus meter persegi. Masing masing telah berkelompok sesuai asal daerahnya. Disini kami mempunyai tambahan personil yang sama orang solo total berjumalah 16 orang, sepuluh diantarannya masih muda alias Jomblo. huehehe

Mess ini kalau siang panas pastinya karena udara ibu kota yang selalu panas didukung dengan ruangan tanpa kipas angin ini, ketika  malam angin akan langsung masuk berhebus tanpa ada penghalang apapun, menambah rasa dingin pada orang orang yang tidur, kita semua tidur tanpa beralaskan apapun. bener bener syahdu, dingin tambah dingin, panas tambah panas. Tak apalah soalnya gratis.

Test pun Dimulai

bekisting
bekisting via jualkayu.blogspot.com

Esoknya sekitar jam 9 sudah banyak orang bekumpul menunggu untuk mengikuti test. test praktek yang ambil steel fixer membuat cakar ayam dan yang ikut carpenter membuat bekisting tiang, alat dan bahan sudah disediakan. Aku ambil test steel fixer yang menurutku lebih mudah

Pengujinya adalah seorang berperawakan tinggi besar dengan tipikal wajah timur tengah, kepala plontos, dia berasal dari Mesir. Kalau bicara tidak bisa pelan, kesannya sedang marah atau ngebentak, parahnya dia tidak bisa berbahasa Indonesia, bisa dibayangin kalau dia memberi instruksi dengan suara keras, berbahasa arab, kitanya yang mendengarkan cuma melongo kek orang bodoh. Gak paham.

Test selesai setelah sore hari, untuk mereka yang tidak lulus bisa melakukan test lagi seminggu setelahnya, dan bagi yang lulus boleh pulang menunggu test kesehatan tiga minggu lagi. Sebagian yang test ulang memilih tetap di Jakarta untuk melakukan test ulang seminggu lagi. Saya dan 2 teman saya termasuk yang ini. Gagal test!. bagaimana tidak gagal si penguji hanya melihat nama kami kemudian mencoret map yang bertuliskan nama kami. Failed! Kita bahkan belum melakukan test.

via google images
cakar ayam via masjidnurulharomain.blogspot.com

Kami memilih untuk tetap tinggal menunggu ujian ulang seminggu lagi. Kami gunakan waktu yang kami miliki untuk berkeliling Jakarta, dari mulai ke monas, masjid istiqlal, monument lubang buaya, TMII dll sambil terus berlatih. Seminggu tak terasa terlewat. Ujian ulang pun dilakukan dan kejadian pertama terulang lagi, gagal sebelum melangkah.

Wajah kami dianggap terlalu muda sehingga dikira masih dibawah umur. Ini benar benar membuat frustasi, sia sia menunggu seminggu disini berkorban waktu tenaga dan biaya yang tidak sedikit, dengan harga makanan yang mahal dan mess dengan kondisi parah. Akhirnya aku memutuskan pulang untuk memikirkan kelanjutanya disamping sudah terlalu kangen makanan buatan ibuk.

Skip skip skip skip

via 500px.com

Akhirnya test pun diulang berkali kali hingga aku sendiri lupa berpa kali bolak balik Solo – Jakarta, Jakarta – Solo. Satu persatu temen pada lulus dan aku masih belum juga lulus test, kasus pertama sering kali terulangi. Gagal sebelum test. Namun akhirnya lulus juga setelah memasang wajah depresi saat test, biar keliatan tua, huahah

Beberapa minggu setelah kelulusan aku di telpun oleh sponsor, kupikir untuk mengikuti tahap selanjutnya, dugaanku salah ternyata mengabari berita duka, aku diharuskan mengikuti test ulang. Dan mulailah semuanya dari awal lagi. Kami yang awalnya ber empat akhirnya berangkat terbang satu persatu dan aku tertinggal sendirian tanpa teman  hueheh

Setelah tiga bulan berlalu sejak bulan Agustus akhirnya namaku terpampang di daftar terbang. Yoshhh!! Prepare to go to holy land. Dengan tanggal terbang 29 November , maskapai Etihad, berangkat dari Bandara Soekarno Hatta transit ke Doha, Abu Dhabi selama dua jam dan dilanjutkan ke bandara Jeddah, Kingdom of Saudi Arabia. Begitulah yang tertulis di tiket dan papan pengumuman. Alhamdulillah

dokumen pribadi
jempolkaki.com

lanjut part dua

 

Sumber : http://jempolkaki.com/i-will-be-there/


0 Response to "I Will be There"

Post a Comment