Standar kebutuhan gizi masyarakat di indonesia 2016

Standar kebutuhan gizi masyarakat di indonesia 2016


sapta-usaha-tani-kesejahteraan-petani

Agrotani.com – Masyarakat pada tahun ini sangat memberika gambaran kebutuhan pangan, buah dan sayur yang di butuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini harus di perhatikan karena standar kebutuhan masyarakat akan terus bertambah seiring dengan berlanjutnya usia. Kita bahas dari tahun ke tahun ke belakan agar anda tahu bagai mana perkembangan standar kebutuhan gizi masyarakat. Kebutuhan gizi masyarakat Indonesia secara umum masih di bawah standar kebutuhan minimal(2.200 kkal/kapita/tahun).

Pada tahun 1993, gizi yang dipenuhi sebesar 1.879 kkal/kapitaltahun (85%) dan meningkat pada tahun 1996 sebesar 2020 k kalkapita/tahun (92%) namun menurun lagi pada tahun 1996, yaitu sebesar 1.849 kkal/kapita/tahun.

Krisis ekonomi nasional yang melanda negeri ini tampaknya semakin memperburuk pemenuhan gizi keluarga. Jumlah penduduk Indonesia pada saat ini sekitar 220 juta orang. Jumlah yang besar tersebut belum diimbangi dengan kebutuhan nutrisi yang ideal.

Oleh karena itu, berita mengenai malnutrisi sering terdengar baik di media elektronik maupun cetak. Menurut ahli gizi atau Departemen Kesehatan, setiap jiwa memerlukan sedikitnya 2200 k kalkapital tahun dimana energi tersebut berasal dari berbagai sumber bahan pangan, misalnya karbohidrat, protein, vitamin dan mineral (Anonim 1983).

Selain standar minimal kebutuhan gizi yang masih belum terpenuhi. Dalam pemenuhan gizi berdasarkan kelompok pangan yang dikonsumsi sangatlah bervariasi. Kebutuhan sumber energi dari kelompok pangan pepadian dan gula sudah cukup baik, yaitu hampir memenuhi 100 dari kebutuhan standar. Namun demikian untuk kelompok lainnya masih sangat kurang. Misalnya konsumsi sayuran dan buah rata-rata penduduk Indonesia sekitar 5 on dari kebutuhan kalori yang disarankan. Padahal sayur dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat vital bagi perkembangan dan kesehatan jasmani.

Kurang terpenuhinya standar gizi tersebut kemungkinan disebabkan karena 3 hal.

  1. Pertama, kesadaran bergizi masyarakat kita masih perlu ditingkatkan lewat berbagai penyuluhan langsung maupun lewat media komunikasi yang lainnya
  2. kedua, produksi sayuran dan bebuahan kita masih rendah sebagai akibat dari kurangnya pemahaman petani akan teknologi budidaya yang tepat dan benar.
  3. Ketiga, harga komoditas bebuahan belum sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan masyarakat kita.

Untuk itu, pemerintah telah mencanangkan peningkatan produk hortikultura untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Dipandang dari segi bisnis, prospek usaha tani di bidang sayur dan buah masih sangat bagus di masa mendatang.

Konsumsi dalam negeri saja masih kurang, apalagi bila melongok pasar luar negeri di era pasar global nantinya, meskipun tetap harus memenuhi standar mutu yang prima.

Koesuinsi Energi Per Kapita Per Tahun Penduduk Indonesia Sumber Anonim Daoog) Situasi konsumsi pangan penduduk Indonesia secara agregat nasional berdasarkan Susenas 2002 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Susenas 1994 (Anonim, 2000) Rata-rata konsumusi energi penduduk tahun 2002 adalah 198573 k kal, mersingkat sebesar 7,25 bila dibandingkan tahun 1999.

Peningkatan konsumsi energi tersebut berasal dari semua kelompok pangan yang dikonsumsi penduduk, dengan peningkatan masing-masing :

1) konsumsi pangan hewani 37v

2) sayur dan buah 12

3) buah biji berminyak 26%

4) minyak dan lemak in kacang-kacangan 15 Konsumsi kelompok sayuran dan buah tahun 2002 bila dibandingkan dengan tahun 199 mengalami peningkatan sebesar 24,1%.

Konsumsi terbesar berasal dari konsumsi sayuran, yaitu sebesar 130.1 g kapital / hari (47,5 kg/kapita/tahun), sedangkan konsumsi buah tahun 2002 sebesar 74,4 g/kapita / hari (27.16 kg/kapitaltahun) atau naik 46.7 dari tahun 1995 sebesar 507 gwapitahari (8.51 kg/kapita/tahun). Namun angka ini masih jauh dari kebutuhan minimal standar FAO, yaitu 60 kg/kapita/tahun (Napitupulu, 2003)

Hitungan konsumsi buah tersebut sama dengan kebutuhan yang diutarakan oleh Verheij dan Coronel (1995), Sementara itu menurut penjelasan Direktur Bina Produksi Hortikultura saat membuka pameran buah tropis di Bali 4 Desember 2003, kebutuhan standar buah bagi penduduk Indonesia adalah 70 kg/kapita/tahun. Indonesia hanya mengonsumsi 45 kg/kapita/tahun, sedangkan Thailand dan Jepang masing-masing sebesar 70 dan 95 kg/kapita per tahun.

Selain konsumsi bebuahan penduduk Indonesia tersebut sebagian besar berasal dari produk impor, sehingga tidak mengherankan bila rasio ekspor dan impor negara hanya sebesar 0,20. Untuk menekan bebuahan impor, maka sosialisasi untuk semua jenis bebuahan lokal harus lebih digalakkan. Sumbangan gizi dari komoditas sayuran lebih banyak dibandingkan dengan bebuahan.

Hal ini disebabkan karena sayuran dapat ditanam di sembarang tempat dan banyak ragamnya, sehingga pasokannya lebih banyak dan harganya jauh lebih terjangkau, berbeda dengan tanaman bebuahan yang pada umumnya bersifat musiman dan hanya terdapat di lokasi agroklimat tertertu.

Disisi lain, data tersebut menunjukkan bahwa Produksi bebuahan kita masih rendah sehingga harganya mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat. Untuk itu, para pengusaha atau investor tidak perlu ragu-ragu dalam beragribisnis bebuahan mendatang karena masih memiliki prospek yang sangat dimasa baik. Produksi beberapa jenis pohon bebuahan disajikan pada Tabel 2.7 berikut ini.

Berdasarkan data yang tertera, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemajuan budidaya pohon bebuahan kita sangat beragam. Beberapa jenis sudah cukup baik tingkat budidayanya, namun beberapa jenis masih belum baik. Atas dasar kenyataan tersebut, tanaman bebuahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu kelompok yang masih perlu sentuhan sedikit teknologi.

  1. kelompok yang masih perlu sentuhan cukup teknologi dan.
  2. kelompok yang perlu sentuhan banyak teknologi

Kelompok yang masih perlu sentuhan sedikit teknologi adalah golongan tanaman yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, nilai ekonomisnya kurang tinggi dan luas tanam stabil dengan produktivitas yang stabil dari tahun ke tahun. Jenis bebuahan ini cocok diusahakan sebagai tanaman industri.

Dengan sentuhan sedikit teknologi dan perawatan yang baik, maka produktivitas kelompok bebuahan tersebut akan meningkat. Jenis bebuahan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain belimbing, jambu biji, jeruk mangga, nangka, nenas, pepaya, pisang, salak, dan sirsak.

Kelompok yang masih perlu sentuhan cukup teknologi adalah golongan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, nilai ekonomisnya cukup tinggi, luas tanam bertambah namun produktivitas tanaman per hektarnya cenderung stabil, tidak menunjukkan peningkatan. Kelompok tanaman ini masih memerlukan bantuan teknologi yang cukup, mulai budidaya hingga pengolahan pasca panen Jenis bebuahan yang termasuk dalam kelompok ini adalah alpukat, duku dan sawo.

Kelompok yang masih perlu sentuhan banyak teknologi adalah golongan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas nilai ekonomisnya tinggi, hasil tanam bertambah, tetapi produktivitas tanaman per hektarnya masih rendah dan tidak menunjukkan peningkatan. Kelompok tanaman ini masih memerlukan banyak bantuan teknologi, mulai budidaya hingga pengolahan pasca panen. Jenis bebuahan yang termasuk dalam kelompok ini adalah durian.

Pada tahun 2016 pemerintah akan swasembada pangan dan membentuk kemandirian dalam hal ketahanan pangan. Ini adalah hal yang baik untuk negara kita dengan membina petani dan menghasilkan bahan pokok dan ketahanan pangan yang sangat baik di kembangkan.

Seperti negara maju Jepang dan Amerika dengan memperhatikan sektor pertanian yang baik dan benar serta tepat sasaran menjadikan ketahanan pangan yang lebih maju mulai dari teknologi yang di gunakan hingga pengolahan yang serba canggih. Tidak menutup kemungkinan bagi negara kita seperti itu karena kita di dukung oleh pemerintah yang sangat teliti dan menyesuaikan hal ini.

Ketahan pangan yang sekarang sedang berjalan pada tahun 2016 ini harus adanya kerjasama antara petani dan penyuluh guna mencapai sasaran yang di inginkan, serta masyarakat yang mengkonsumsi produk lokal.

Artikel Terkait

  • Perkembangan buah-buahan di indonesia yang harus diketahui
  • Nilai gizi untuk kesehatan dengan mengkonsumsi buah – buahan
  • Sektor pertanian potensi pendapatan dan tenaga kerja nasional
  • Sumber daya hayati yang terdapat di indonesia

Referensi

Ashar, S. 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Hortikultura Pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. C.V ANDI OFFSET

Ashari, S. 2004a. Strategi Untuk Meningkatkan Keunggulan Komparatif dan Komperatif Buah-buahan Tropis Indonesia Di Era Global. Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Hortikultura Pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.52pp.


Masuk Forum Kami Lewat Facebook atau Twitter
Sumber : http://www.agrotani.com/standar-kebutuhan-gizi-masyarakat-di-indonesia-2016-2/


Related Posts :

0 Response to "Standar kebutuhan gizi masyarakat di indonesia 2016"

Post a Comment