Bandeng

Bandeng


Agrotani.com – Bandeng merupakan ikan yang cepat berenang karena memiliki badan yang memanjang. Kepala bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata Mata diseliputi oleh selaput bening (subcutaneus). Warna badan putih keperak perakan dengan punggung biru kehitaman Bandeng mempunyai sirip punggung yang jauh di belakang tutup insang. dengan 14-16 jari-jari pada sirip punggung, 16 – 17 jari jari pada sirip dada 11-12 jari jari pada sirip perut, 10 jari-jari pada sirip anus/dubur (sirip dubur/anal finn terletak jauh di belakang sirip punggung), dan pada sirip ekor berlekuk simetris dengan 19 jari-jari Sisik pada garis susuk berjumlah 75-80 sisik Bandeng juga mempunyai tulang atau duri di dalam tubuhnya sebanyak 164 duri.

bandeng

Bandeng adalah ikan asli air laut yang dikenal sebagai petualang ulung walaupun dapat hidup di tambak air payau, maupun dipelihara di air tawar. Ikan ini dapat berenang mulai dari perairan laut yang salinitasnya tinggi, 35 ppt atau lebih (ini adalah habitat aslinya), kemudian dapat masuk mendekat ke muara muara sungai (salinitas 15-20 per mil) dan dapat masuk ke sungai dan danau yang airnya tawar. Sehingga bandeng digolongkan sebagai ikan euryhaline.

Bandeng yang dapat menempuh perjalanan yang jauh ini, akan tetap kembali apabila akan berkembang biak. Benih bandeng yang masih bersifat planktonik (terbawa oleh gerakan air, berupa arus, angin, atau gelombang akan mencapai di daerah pantai, dengan ukuran panjang sekitar 11-13 mm dan berat 0,01 gr dalam usia 2-3 minggu, yang dikenal sebagai nener.

Bandeng digolongkan dalam herbivora pemakan tumbuh tumbuhan. Karena ikan ini selain memakan banyak tumbuhan berupa plankton (tumbuhan dan hewan yang melayang-layang di dalam air). juga karena ikan bandeng bergigi, pada lengkung insang terdapat alat tapisan. kerong kongannya berlekuk dua kali yang berpilin-pilin, perutnya berdinding tebal dan ususnya panjang, sekitar 3-12 kali panjang badannya. Ciri-ciri seperti ini, dalam ichthyology (ilmu tentang ikan) digolongkan ke dalam pemakan tumbuhan atau herbivora.

Makanan yang sering di makan bandeng adalah, Diatomae, Rhyzopoda (Amuba), Gastropoda (siput), dan beberapa jenis plankton lainnya sedangkan di tambak, bandeng dikenal sebagai pemakan klekap (tahi air atau bangkai) yang merupakan kehidupan kompleks yang didominasi oleh ganggang biru (cyanophyceae) dan ganggang kersik (Bacciliariophyceae). Di samping itu, adanya bakteri. protoaca, cacing, udang renik, dan sebagainya sehingga sering disebut ‘microbentie biological complex’ Klekap, selain terdiri dari organisme yang disebut di atas, juga masih banyak jenis jenis organisme bentik, yang terdiri dari hewan dan tumbuhan yang dapat dimakan oleh ikan bandeng, sehingga klekap merupakan makanan utama dalam budi daya bandeng di tambak sistens ekstensif (tradisional). Bandeng yang sudah dewasa, juga memakan makanan dari daun daunan tanaman tingkat tin seperti Najas, Ruppia. dan sebagainya. Jenis jasad yang dimakan oleh bandeng dikelompokkan ke dalam lumut, klekap, dan plankton.

Sewaktu masih muda, bandeng berenang hingga di sekitar pantai dan masuk ke muara muara sungai, namun bandeng tetap memijah di laut. Bandeng mulai dewasa ketika mencapai umur 3 tahun. Bandeng memijah di dekat pantai pada perairan yang jernih, pada kedalaman 40-50 meter seekor bandeng betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 5 juta sampai 6 juta butir Telur yang dikeluarkan berdiameter sekitar 1,2 mm dan akan menetas 24-34 jam setelah pembuahan. Larva yang ditetaskan berukuran panjang sekitar 35 mm dan warnanya bening Larva ini bersifat planktonik dan terbawa oleh arus, angin, dan gelombang hingga mencapai pantai yang biasa disebut nener. Nener ini berukuran panjang sekitar 11- 13 mm, berat 0,01 gr dan berumur 2-3 minggu.


Masuk Forum Kami Lewat Facebook atau Twitter
Sumber : http://www.agrotani.com/bandeng/


0 Response to "Bandeng"

Post a Comment