BUDIDAYA BARONANG LADA

BUDIDAYA BARONANG LADA


Agrotani.com – Beranang lada (siganus guttatus) adalah salah satu spesies beronang yang telah dibudidayakan di tambak dan KJA. Teknologi pembenihan Baronang Lada di hatchri juga sudah dikuasai, walaupun produksi benih di hatchri sangat minim.

MENGENAL BARONANG LADA


BARONANG LADA (siganus guttatus) mempunyai tubuh berwarna abu-abu kebiruan dan bagian bawahnya berwarna keperakan dengan beberapa bintik sebesar bola mata berwarna oranye,  bercak besar berwarna kuning terdapat di bawah sirip punggung, sirip ekor, bagian punggung yang lunak, dan sirip dubur memiliki deretan berwarna gelap. Karena bintik – bintik pada tubuhnya itu, beronang ini disebut Baronang Lada Lebar badan berooang lada sekitar 1,8-2,3 kali lebih pendek dari panjang standar.

BUDIDAYA BARONANG LADA

Baronang Lada memiliki 17 jari-jari keras dan 10 jari-jari lunak pada sirip punggung. 7 jari-jari keras dan 9 jari-jari lunak pada sirip dubur. Sirip ekar berbentuk segi atau sabit pada ikan-ikan dewasa.

Baronang Lada juga merupakan ikan herbivora (pemakan tumbuhan). Makanannya berupa lumut. alga, lamun, dan sebagainya. Beronang pada tingkat larva memakan plankton dan menjadi herbivora di saat mulai aktif mencari makan.

Hidup di padang lamun, sekitar ekosistem mangrove, estuaria, dan masuk keluar sungai. Di Indonesia Baronang Lada terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Obi, Ternate, Bacan, Kayoa, dan Halmahera.

BENIH BARONANG LADA


Benih Baronang Lada dapat diperoleh dengan cara penangkapan di alam dan di hatchri. Benih Baronang Lada, seperti beronang lainnya, ditangkap di padang lamun, sekitar ekosistem mangrove, muara sungai, dan gosong – gosong karang. Benih hidup bergerombol dalam jumlah yang besar sehingga mudah ditangkap dalam jumlah besar.

Pada saat surut ketika air laut bergerak turun dan ketika pasang mulai naik adalah waktu yang tepat untuk penangkapan benih beronang. Benih berenang bergerombol dalam jumlah besar di gosong gosong karang dan padang lamun.

PEMELIHARAAN BARONANG LADA DI TAMBAK


Pemeliharaan Baronang Lada di tambak dilakukan secara monokultur dan polikultur. Baronang Lada dapat dipelihara secara ekstensif, ekstensif phas hingga intensif. Baronang Lada,  seperti beronang lingkis dan beronang tulis hidup dengan baik di tambak dan dapat ditebar dengan kepadatan tinggi. Benih betonang lada dari hasil pembenihan terkontrol atau dari hasil penangkapan di alam yang berukuran 7-10 cm ditebar dengan kepadatan 20.000-30.000 ekor/ha atau 2-3 ekor/m2 untuk tambak yang dikelola serai intensif. Untuk tambak yang dikelola secara intensif, padat penebaran untuk benih yang sama sebanyak 4-5 ekor/m atau 40.000-50.000 ekor/ha. Bila ukuran benih lebih besar, sekitar 13 cm.  padat penebaran diturunkan menjadi 3 ekor atau 30.000 ekor/ha.

Jika tambak dikelola secara ekstensif dan ekstensif plus, padat penebaran cukup 0,3-2 ekor/m2. Di Baru (Sulawesi Selatan), seorang petambak menebar 2 ekor benih/m2 (campuran berbagai beronang) pada tambak yang dikelola secara ekstensif. Penggantian air hanya dilakukan pada saat tinggi dan pemberian pakan hanya berupa rumput laut dan klekap yang diambil pada taunibak sebelahnya. Setelah dipelihara selama 5 bulan, ikan mencapai ukuran 200-400 gr/ekor dengan sintasan kelangsungan hidup mencapai 95%.

Sebelum benih disebur dilakukan dulu aklimatisasi suhu dan salinitas. Mula-mula kantong plastik berisi benih Baronang Lada diapungkan ke dalam air dan dibiarkan sekitar 15 menit atau sampai betembun, kemadian dituang dalam ember plastik yang hagian bawahnya telah dilubangi sehingga air sedikit demi sedikit dapat masuk ke ember sampai ember ettdaan air.  Prases aklimatisasi membutikskan waktu 30-45 menit.

Pakan berutang lada terdes dari pakan alami dan pakan buatan.Pakan alami sendiri dari klekey, lumul, dan plankton yang sudah ada di dalam tambak sat ian disebar, juga pakan yang diberikan seperti rumput laut dan tamun untuk pakan buatasi berupa butiran yang diberikan saat ikan beranang yang marih berukuran kecil. Pakan butiran yang telah dihancorkan diberikan sebanyak 3-5% dari biomass.

Pada budi daya semi intensif, pemberian pakan 1-2 kali sehari, sedangkan budi daya intensif,  pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pukul 08.00, 13.00, dan 16.00

Pengontrolan pakan sangat penting dilakukan untuk melihat apakah pakan yang diberikan sudah cukup atau belum. Untuk itu, pengontrolan dilakukan setelah 1-2 jam pemberian pakan. Kalau sebelum 1-2 jam pakan habis maka dosis pakan ditambah 5%. Kalau 1-2 jam pakan masih ada, dosis pakan dikurangi 5% dari total pemberian.

Untuk polikultur,  Baronang Lada dapat dipelihara bersama dengan ikan bandeng (Chanos chanos), nila (Oreochromis niloticus),  kepiting bakau (scylla serrata), udang (Penaeus,litopenaeus), dan rajungan (Portunus sp).

Padat penebaran dalam polikultur harus memperhatikan spesies utama yang hendak diproduksi. Apakah Baronang Lada sebagai spesies utama atau beranang lada sebagai spesies kedua? Jumlah spesies utama selalu lebih daripada spesies kedua dan seterusnya. Misalnya budi daya Baronang Lada dan nila, di mana beronang sebagai spesies utama. Bila sebuah tambak hendak ditebari 20.000 ekor benih,  sekitar 15.000 berupa benih Baronang Lada dan 5.000 iisanya untuk benih nila.

Dalam tudi daya udang atau kepiting, beranang lada dijadikan sebagai spesies kedua dalam polikultur. Baronang Lada menjadi pengendali lumut dan berbagai fitoplankton di dalam tambak untuk polikultur kepiting bakau dan Baronang Lada, benih kepitiog bakau berukuran 20 gr/ekor ditebar sebanyik 20.000 ha dan benih Baronang Lada sebanyak 2.000- 2.500 ekor/ha. Padat penebaran yang sama dapat diterapkan pada polikultur udang dan berenang lada.

Cara tersebut memungkinkan pemanfaatan ruang secara optimal, karena udang dan kepiting mempunyai rehung ekologi yang berbeda.  Udang dan kepiting cenderung hidup di dasar perairan dan bersembunyi pada pematang atau substrat di dalam tambak,sedangkan Baronang Lada berenang bebas di dalam tambak.

Lama pemeliharaan Baronang Lada untuk mencapai ukuran konsumsi (200-400 gr/ekor)  adalah 4-6 bulan. Baronang Lada hasil panen diper dagangkan secara utuh, ermasuk diekspor Di rumah makan dan restoran, beranang lada disajikan sebagai ikan bakar dan goreng dalam kondisi utuh.

PEMELIHARAAN BARONANG LADA DI KJA


Dalam kegiatan pembesaran Baronang Lada di KJA, benih yang digunakan mencapai ukuran 7-10 cm dan berat 8-20 gr/ekor. Ukuran benih yang ideal untuk budi daya ikan di KJA adalah 20 gr/ekor. Seleksi perlu dilakukan sebelum benih ditebarkan ke dalam KJA sehingga diperoleh benih yang sehat dan seragam. Padat penebaran optimal gelondongan Baronang Lada dalam KJK untuk menghasilkan beronang konsumsi adalah 300-500 ekor/m3 dengan perkiraan tingkat kematian mencapai 106. Sebelum ditebarkan dalam KJA benih perlu diadaptasikan ke dalam kondisi lingkungan perairan budi daya terhadap salinitas maupun suhu enebaran hendaknya dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-08.00 atau sore dan malam hari pukul 1900 2.000 untuk menghindari stres terhadap ikan akibat perubahan kondisi lingkungan perairan

Padat penebaran sangat dipengaruhi oleh hutungan ukuran ikan dan luas wadalas budi daya Padat penebaran ikan dalam KJA memengaruhi pemanfaatan ruang gerak, peluang mendapatkaa pakan serta kualitas air terutama konsentrasi oksigen terlarut. Dalam kondisi ikan berjejal persaingan penggunaan oksigen terlarut sangat tinggi terutama pada malam hari di saat arus tenang sehingga penurunan oksigen terlarut cukup drastis konsentrasi oksigen terlarut dalam yang ditebari 750 ikan/m3 dapat mencapai 2 ppm saat pasang tertinggi atau surut terendah yang terjadi di malam hari.

Pemeliharaan beranang lada di KJA, seluruhnya mengandalkan pakan yang disuplai oleh pembudi daya. baik berupa pakan alami maupun buatan. Oleh karena itu teknik, jumlah,  waktu, dan fekuensi pemberian pakan perlu diperhatikan dengan cermat, thmumnya pakan diberikan sebanyak biomassa ikan per hari dengan metode satiasi (sekitar 9%  ikan dalam kondisi kenyang). Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada saat surut atau pasang duduk (mencapai puncak dan surut terendah), atau di saat arus sangat lemah, sebanyak 2-3 kali sehari, yaitu pagi antara pukul 07 00-08.00, siang antara 11.00-12.00,  dan sore sekitar pukul 16.00-17.00. Pemberian pakan dilakukan sedikit deini sedikit agar tidak banyak terbuang karena pada saat pemberian pakan, Baronang Lada bergerak aktif berebutan sehingga menimbulkan gerakan arus air dalam KJA.

Pakan yang diberikan kepada Baronang Lada berupa pakan buatan (pelet)  dan pakan alami,  seperti rumput laut, lamun, dan klekap yang diambil di tambak-tambak terlantar. Pelet merupakan pakan utama, sedangkan pakan alami menjadi pakan tambahan Komposisi pemberian pakan ada 70-80% pelet dan 20-30%  pakan alami. Untuk menjaga nafsu makan Baronang Lada budidaya, pemberian pakan alami selalu dilakukan.

Pertumbuhan ikan perlu dipantau tiap 2 minggu sekali untuk memperoleh data dalam menentukan jumlah pakan yang diberikan serta mengevaluasi perkembangan bobot dan kesehatan ikan peliharaan. Jumlah sampel sebaiknya tidak kurang dari 50 ekor yang diambil secara acak. Penimbangan berat dan pengukuran panjang dilakukan terhadap sampel yang telah dihias dengan phenoxy ethanol 200 225 ppm.

Pemanenan dilakukan bila ukuran beronang ada yang hendak diproduksi telah terapii Untuk memproduksi benenang konwimsi(200 400 grlekor)  dibutuhkan waktu pemeliharaan 4-6 bulan.

PEMELIHARAAN BARONANG LADA DI HAMPANG


Berusang lada dapat dipelihara di hampang yang dibangun di padang Lamun atau teluk, pada kedalamaa maksimal 2 m pada saat pasang tinggi dan 0,5 m ketika surut terendah Untuk pemeliharaan betonang pada saat pembaruri hampang, laman pada lokasi tidak perlu ditebas atau dicabut, karena akan dimakan oleh berunang.

Berat awal benih Baronang Lada yang ditebar pada hampang ditentukan oleh ukuran celah atau mata jala kawat anyam bahas hampang. Sedangkan padat pemetaran ditentukan oleh tingkat keuuburan lahan dan sistem pengelolaan. Atas dasar ini maka padat penebaran Baronang Lada untuk berat benih 8-20 gr ekor cukup ditebar sebanyak 4-5 ekor/m.

Jika ukuran hampang lebih kecil, maka pengelolaan mudah dilakukan. Baronang Lada di hampang diberi pakan buatan berupa pelet mengandung protein minimal 20% dengan tansum 5-10% dari bobot ikan per hari. Pakan lain yang diberikan beronang adalah rumput laut dan lamun. Karena hampang berada di perairan dangkal dan air dalam kondisi tenang diam,  pemberian pakan cukup 2-3 kali sehari Pemberian pakan yang banyak akan mempercepat penimbunan limbah di dalam hampang.

Lama pemeliharaan Baronang Lada di hampang tergantung dan sistem pengelolaan dan target ukuran beranang yang hendak diproduksi. Lama pemeliharaan 4-6 bulan akan menghasilkan Baronang Lada ukuran 200- 400 gr/ekor.

PEMELIHARAAN BARONANG LADA DI JKD


Baronang Lada dapat dipelihara di jaring kurang dasar (JKD), baik secara monokultur maupun polikultur. Untuk monokultur Baronang Lada ditebar dengan kepadatan 5-10 ekor/m3 untuk benih ukuran 8-20 gr/ekor, sedangkan bila dipalikultur cukup 1-3 ekor m3 Salah atu biota yang dapat dipolikultur dengan Baronang Lada adaleh rajungan (portunus sp), dan rajungan merupakan komoditas utama.

Padat penebaran untuk polikultur rajungan dan Baronang Lada adalah benih tajungen herunur 25-30 hari ditebar dengan kepadatan 3-7 ekor sedangkan beranang lada berukuran 8-20 gr/ekor ditebar dengan kepadatan 1-3 ekor/m3. Pakan berupa ikan ikan rucah,  daging kerang atau peler diberikan kepada rajungan secukupnya.  dan diberikan pada pagi dan sore hari lundah pakan yang diherikan kepada rajungan adalah 5-10%  dari berat biomassa.

Sementara Baronang Lada dapat memanfaatkan pakai alami di dalam JKD jika ingin mempercepat pertumbuhan Baronang Lada, maka dapat diberikan pakan tambalan 2-3 hari, sekali Pakan tambahan yang diberikan berupa pelet.

Baca Juga :

  • BUDIDAYA IKAN BELANAK
  • BUDIDAYA BARONANG TULIS
  • BUDIDAYA BAWAL


Masuk Forum Kami Lewat Facebook atau Twitter
Sumber : http://www.agrotani.com/budidaya-baronang-lada/


Related Posts :

0 Response to "BUDIDAYA BARONANG LADA"

Post a Comment