Standar Kualitas Pupuk Hidroponik

Standar Kualitas Pupuk Hidroponik


Hidro

AGROTANI.COM – Produksi pupuk hidroponik, tidak seperti halnya pupuk mineral,  biasanya berasal dari tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat dilakukan aplikasi pupuk hidroponik.  Pada umumnya produksi dan konsumsi pupuk hidroponik berasal dari satu tempat yang sama.  Hal ini berkenaan dengan proses daur ulang semua limbah hidroponik dan kotoran ternak dalam lingkungan,  atau petak usaha tani menjadi bahan kompos.

Proses produksi semacam ini sedikit bahkan sama sekali tidak menggunakan masukan dari luar.  Kualitas dari produk akhir pupuk hidroponik sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas bahan masukan,  pengetahuan dan pengalaman petani,  kondisi iklim,  tradisi dan budaya setempat.  Kemajuan di bidang pupuk mineral dan pestisida menyebabkan perkembangan intensifikasi proses produksi pertanian spesialisasi dan berlangsung dengan cepat.

Spesialisasi produksi juga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah limbah.  Perkotaan dan permukiman pada akhir pertengahan abad XX menunjukkan perkembangan yang luar biasa,  demikian juga sampah dan limbah dari kegiatan perkotaan dan permukiman meningkat secara dramatis.  Di negara-negara sedang termasuk Indonesia sebagian besar berkembang sampah masih merupakan sampah hidroponik sehingga apabila sampah ini terdekomposisi dengan baik dapat,  dimanfaatkan sebagai pupuk hidroponik.

Karena ketersediaan sumber daya alam makin berkurang,  harga pupuk mineral makin meningkat,  subsidi di bidang pertanian dihapus,  maka makin banyak petani dan investor yang mencari alternatif kebutuhan pupuk.  Pada saat ini untuk memenuhi cukup banyak dengan label dagang produk-produk bermacam-macam,  pupuk hidroponik dihasilkan melalui proses tradisional,  memanfaatkan aktivitas bahan aditif atau mikroorganisme,  menambahkan pupuk mineral dan masih banyak lagi teknik pengomposan yang dikembangkan dalam menghasil kan pupuk hidroponik.

Teknik yang digunakan sangat pengalaman,  dan tergantung pada pengetahuan modal yang dimiliki oleh masing-masing produsen.  Sebagia besar produsen pupuk hidroponik masih berskala kecil atau skala rumah tangga meskipun ada beberapa yang berskala Makin perusahaan.  Perkotaan dan permukiman berkembangnya metropolitan baik di kawasan terutama kota-kota perusahaan Asia Eropa dan Amerika berkembang perusahaan kompos dan pupuk hidroponik dengan skala sedang menangani sampai besar.  Perusahaan mulai dari mengumpulkan sampah dan limbah hidroponik dalam jumlah besar,  pengangkutan ke lokasi unit produksi,  pencampuran,  perlakuan atau proses pengomposan dan pernasaran produk.

Di Indonesia beberapa kota besar seperti di Jakarta,  Surabaya,  Semarang pernah mengembangkan unit pengomposan dengan skala perusahaan menggunakan peralatan-peralatan yang cukup modern,  tetapi ternyata unit produk yang ada tidak dapat beroperasi dalam waktu lama. Pada saat ini penggunaan pupuk hidroponik mulai populer di kalangan petani perkebunan maupun lingkungan.

Cukup masyarakat yang mencintai banyak informasi dari basil penelitian, bahwa kesuburan tanah dan hasil tanaman tidak dapat ditingkatkan hanya menggunakan pupuk kimia saja.  Pandangan umum yang berkembang pada saat bahwa bahan hidroponik peranan ka penting dalam mempertahankan kesuburan fisika, kimia dan biologi.  Persoalan yang terkait dengan perkembangan industri pupuk hidroponik yang perlu diperhatikan pengawasan produksi oleh pemerintah adalah peredaran dan aplikasi pupuk hidroponik, standarisasi pupuk Pemerintah harus menyusun hidroponik untuk menjamin kualitas pupuk yang beredar di lapangan.

Referensi

Eko PW. 2006. Cara Membuat Pupuk Hidroponik. Jakarta. Dharma Utama Publishing.


Masuk Forum Kami Lewat Facebook atau Twitter
Sumber : http://www.agrotani.com/standar-kualitas-pupuk-hidroponik/


Related Posts :

0 Response to "Standar Kualitas Pupuk Hidroponik"

Post a Comment