Sistem Silvikultur Pada Hutan Payau

Sistem Silvikultur Pada Hutan Payau – Hutan payau atau sering juga disebut dengan hutan mangrove merupakan jenis hutan yang terletak di muara sungai atau di sepanjang pantai dan dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.

Karena hutan payau akan tergenang saat pasang, dan akan terbebas dari genangan air saat surut.

Umumnya, sistem silvikultur yang digunakan pada hutan payau merupakan Seed Tree Method atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia bermakna Sistem pohon induksi.

payau

Teknik sistem pohon induksi, menggunakan cara penebangan dengan meninggalkan beberapa pohon induk yang memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat juga.

Hal ini dilakukan agar peremajaan hutan terjadi secara alami, terutama untuk pohon yang termasuk dalam keluarga Rhizophoraceae. Selain itu, sistem ini mampu mengatur pemangkasan, pemeliharaan, dan perlindungan serta penanaman pohon tambahan pada hutan payau.

Selain memiliki pengertian seperti yang sudah di jelaskan diatas, sistem sulvikultur hutan payau juga memiliki pengertian lain seperti

  • Seni untuk memelihara dan membentuk hutan,
  • Ilmu dan seni membudidayakan hutan tanaman,
  • Teori dan praktek pembentukan, pengendalian, dan pertumbuhan hutan payau,
  • Penerapan ilmu Silvika dalam merawaqt hutan.

Langkah-langkah melakukan sitem sulvikultur pada hutan payau

  • Melakukan inventarisasi dan penataan

Langkah ini merupakan langkah pertama dalam melakukan sistim sulvikultur pada hutan payau, tujuannya untuk mengetahui jenis, jumlah, dan kondisi pohon yang berada di hutan payau tersebut.

  • Pemilihan sarana dan prasarana

Proses ini bertujuan untuk menentukan jenis pohon yang akan dibudidayakan dan diremajakan, sehingga dapat menghasilkan satu jenis pohon atau tanaman saja.

  • Memilih pohon induk dan menyusun rencana

Untuk mendapatkan indukan pohon yang berkualitas perlu mempertimbangkan beberapa aspek seperti ukuran, jarak (tidak terlalu jauh atau terlalu dekat antar pohon induk), dan kualitas pohon tersebut. Setelah mendapatkan pohon indukan, proses selanjutnya ialah menyusun rencana penebangan disekitar pohon induk.

  • Melakukan penebangan tanaman yang sudah dipilih

Setelah melakukan pemilihan induk pohon, proses berikutnya adalah melakukan penebangan.

Proses penebangan ini, bertujuan untuk memberikan ruang bagi induk pohon agar dapat tumbuh dan berkembang. Sehingga, benih-benih dari induk pohon dapat menggantikan pohon yang ditebang.

  • Meratakan dan membersihkan area bekas tebangan

Setelah melakukan penebangan, area bekas tebangan yang terdapat induk pohon harus segera ditutup. Agar induk pohon dapat berkembang dan melakukan reboisasi secara alami, sehingga tunas muda dari induk pohon dapat tumbuh dan berkembang.

  • Melakukan penjarangan

Setelah 10 hingga 15 tahun usai melakukan pemangkasan atau penebangan, akan dilakukan proses penjarangan. Dengan menyisakan sekitar 1000 pohon tiap hektarnya, yang memiliki jarak tiap pohon minimal 3 meter.

Baca Artikel Lainnya :

  • Manfaat dan Fungsi hutan untuk kelestarian tanah
  • Pengertian dan definisi hutan adat
  • Pengertian dan Definisi hutan homogen

Proses penjarangan merupakan tindakan yang hampir mirip dengan proses penebangan, namun sedikit berbeda dalam pemilihan pohon yang akan ditebang.  Karena penjarangan dilakukan untuk mendapatkan jarak ideal antar pohon, sedangkan penebangan dilakukan untuk memberikan ruang bagi induk pohon.

Sumber : http://agroteknologi.web.id/sistem-silvikultur-pada-hutan-payau/


0 Response to "Sistem Silvikultur Pada Hutan Payau"

Post a Comment