Teknik Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit – Tanaman sawit merupakan komoditas yang paling berkembang pesat sekarang ini.
Ini dibuktikan dengan semakin meluasnya pembukaan lahan baru yang digunakan untuk menanam sawit.
Teknik penanganan pasca panen akan memaksimalkan produksi buah sawit. Teknik ini akan menjaga kualitas produk dan mutu hasil sawit itu sendiri hingga masa panen berikutnya.
Secara umum, tanaman sawit akan berada dalam usia produktif selama 25 tahun. Namun, teknik penanganan pasca panen yang buruk akan memperpendek umur produksi tanaman sawit.
Tujuan dari teknik pasca panen sawit adalah untuk mengurangi kemungkinan menurunnya kuantitas dan kualitas sawit yang dihasilkan.
Pemanenan
Secara umum sawit dapat dipanen setelah 3,5 tahun dari masa penanaman. Juga tergantung dari jenis perawatan yang diberikan dan jenis varietas yang ditanam.
Pemanenan yang masih terlalu muda akan mengakibatkan minyak yang dihasilkan sedikit, dan jika pemanenan yang dilakukan terlalu tua dapat mengakibatkan buah sawit akan cepat membusuk.
Dalam satu pohon panen, panen biasanya akan menghasilkan sekitar 20 tandan per-tahun. Jumlah ini akan semakin menurun seiring menuanya usia pohon sawit.
Penentuan masa panen
Secara visual, buah kelapa sawit dapat dipanen ketika warna buah sudah berubah menjadi merah jingga.
Secara fisiologi, panen buah sawit dapat dilakukan ketika kandungan minyak sudah mencapai tahap maksimal.
Cara lain yang digunakan untuk menentukan masa panen sawit adalah ketika buah sawit sudah mulai rontok dari pohon. Mutu minyk yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh kematangan buah.
Teknik pemanenan
Teknik panen yang digunakan akan berpengaruh dalam meningkatkan kualitas kelapa sawit.
Panen buah sawit biasanya dilakukan secara manual dengan menggunakan alat pemotong bisa berupa pisau dan sabit atau gunting. Kuantitas tanaman sawit yang menurun biasanya diakibatkan dari teknik pemanenan dan pengangkutan yang salah.
Perontokan
Perontokan adalah tindakan untuk memisahkan buah sawit dari tandannya. Pemisahan ini biasanya sudah menggunakan mesin.
Tandan hasil pemisahan kemudian dipisahkan dan biasanya digunakan untuk bahan pembuatan pupuk organik.
Sawit yang telah terpisah dari tandannya kemudian diangkut dan dipindahkan ke bagian pengepresan.
Pengangkutan
Tandan buah sawit yang sudah dipanen harus segera dibawa ke pabrik untuk segera diolah.
Sawit yang tidak segera diolah akan menyebabkan penurunan mutu kualitas dikarenakan asam lemak yang meningkat.
Oleh karena itu, pengangkutan buah sawit harus dilakukan sesegera mungkin. Pengangkutan biasanya menggunakan lori, truk atau pengangkut lainnya.
Yang harus diperhatikan adalah hindari guncangan selama pengangkutan untuk menghindari permukaan buah menjadi lecet.
Penggilingan
Proses penggilingan umumnya dilakukan dengan cara melumat sawit. Pelumatan buah sawit biasanya menggunakan mesin sejenis pisau besar yang bergerigi.
Pisau ini berfungsi untuk mencacah sawit agar minyak yang terkandung dalam sawit bisa keluar. Selain itu, pencacahan bertujuan untuk mencairkan minyak yang kental.
Ekstraksi
Sebuah ekstraksi merupakan langkah untuk mengeluarkan minyak yang masih tersisa dalam ampas sawit dengan cara diperas.
Pemerasan ini dilakukan dalam mesin dengan cara menekan dan biasanya dicampur dengan air bersuhu tinggi.
Pemurnian
Merupakan langkah terakhir dari teknik pasca panen sawit. Pemurnian dilakukan untuk memisahkan minyak hasil kelapa sawit dari kotoran yang masih tercampur.
Pemurnian biasanya masih menghasilkan prosentase minyak sebesar 20%. Pemurnian juga dimaksudkan untuk memisahkan antara air dan minyak yang telah tercampur sewaktu proses pengolahan.
Baca Juga : Teknik Penanganan Pasca Panen Padi
Sebelum sampai pada konsumen akhir, minyak masih harus dimurnikan lagi melalui beberapa tahapan lagi.
Selain itu, minyak juga masih harus dikeringkan untuk menghilangkan kadar air yang terkandung di dalamnya.
0 Response to "Teknik Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit"
Post a Comment