Pendakian Nekat Gunung Merbabu 3.142 mdpl

bukit teletabis
bukit teletubbies Gn. Merbabu via explore1ndonesia.blogspot.com

Aku mendaki Gunung Merbabu bersama teman – teman kuliahku, atau biasa kita sebut TI-B Ndeso. TI karena kita kuliah dijurusan Teknik Informatika dan kita berada dikelas B atau kelas malam, kelasnya orang yang sudah bekerja, dan diberi tambahan ‘ndeso’ karena kita ini memang sekumpulan anak kampung, udik!.

Pendaki Gunung
pendakian sebelumnya, Gn. Sumbing | dok. pribadi

Kita sudah lama merencanakan mendaki Gunung Merbabu jauh-jauh hari, dan diputuskan Sabtu 5 April 2014 kita berangkat. Sebenarnya aku sendiri berencana untuk tidak ikut, karena seminggu sebelumnya, 30 April aku melakukan pendakian Gunung Sumbing selama 2 malam bersama rekan kerja, tapi karena penasaran aku tetap nekat.

Gunung Merbabu tidak terlalu jauh dari Solo Tempat kita tinggal, hanya perlu 2 jam perjalanan untuk sampai ke basecamp Selo, Boyolali. Gunung ini berdekatan dengan Gunung Merapi, mempunyai ketinggian 3.142 mdpl.

Contents

  • 1 Persiapan
  • 2 Sampai Basecamp
  • 3 Mulai Mendaki
  • 4 Hujan Deras
  • 5 Pestanya Pendaki
  • 6 Lanjut
  • 7 Puncak Bayangan
  • 8 Bangkit Lagi?!
  • 9 Puncak
  • 10 Turun
  • 11 Silahkan dibagikan
  • 12 Related

Persiapan

kumpul rame rame
dok. pribadi

Dihari yang sudah ditentukan, segera kupersiapkan perlengkapan mendaki, aku menggunakan tas yang kupinjam dari mastah soal pendakian dikelompok kami, TI-B Ndeso, dia pernah menaklukan Gunung se-Jawa-Bali dan juga beberapa gunung lainya. Tidak bisa ikut lantaran perizinan, sudah menikah soalnya. Jadilah yang ikut cuma carrier dan perlengkapan ndakinya saja, didalam tas yang kupinjam sudah ada perlengkapan P3K dan jaket tebal serta beberapa barang lain.

Selepas sholat ashar aku segera meluncur ke Kartasura, menjemput teman. Kita berboncengan dan segera menuju meeting point, kearah kartasura di jalan Solo – Semarang. Sampai sana masih banyak yang belum datang, sekitar pukul lima semua personil sudah berkumpul. Sedikitnya 14 orang ndesoers yang akan berangkat sore itu, 13 laki laki dan satu orang wanita!.

Sampai Basecamp

siap nanjak | dok pribadi
siap nanjak | dok pribadi

Tak menunggu lama kita langsung berangkat, selepas maghrib sudah sampai di Selo, kampung diantara kaki Gunung Merapi dan Merbabu. Kita berhenti di masjid besar untuk melaksanakan Sholat Magrib dan Isya’. Banyak juga yang pendaki yang berhenti disitu untuk sholat, dari tempat ini ke selatan adalah Basecamp Gunung Merapi, dan ke utara Basecamp Gunung Merbabu.

Selesai sholat kita segera melanjutkan perjalanan ke basecamp, tidak terlalu jauh memang, tapi jalanan menanjak dan masih belum beraspal. Menantang. Beberapa sepeda motor tidak kuat, dan mengharuskan pembonceng berjalan kaki.

Setelah perjalanan lama kita sampai Basecamp Merbabu. Segera kita melakukan repacking menata tas dan antri ke toilet menyelesaikan urusan pribadi. Menyiapkan senter, buff, jam tangan, sepatu, topi, dan lainnya. Ok! We are ready!

Mulai Mendaki

gunung merbabu via jejakmatabackpacker.wordpress.com
gunung merbabu via jejakmatabackpacker.wordpress.com

Pukul 09.30 malam, kita keluar basecamp, mulai berjalan menuju gapuro Pendakian Gunung Merbabu. Kita berdo’a terlebih dahulu, agar selamat, kegiatan ini bermanfaat, kuat sampai puncak, dan kembali pulang bersama dengan selamat.

Melanjutkan perjalanan, memasuki hutan lebat dengan pohon tinggi menjulang dikanan-kiri. Gunung ini termasuk gunung yang ramah, dikarenakan terdapat banyak jalan datar, tidak terlalu menanjak atau pendaki biasa menyebutnya bonus.

Kita melewati Pos 1 kemudian Pos 2 dengan entah berapa kali break untuk sekedar tarik nafas ataupun minum, saking banyaknya tidak dihitung. Haha meski jalanan dari basecamp sampai Pos 2 bisa dibilang mudah, karena jumlah kita yang banyak yaa begitulah. Satu capek semuanya harus ikut break, bergantian.

Hujan Deras

kehujanan di gunung | dok. pribadi
kehujanan di gunung | dok. pribadi

Melanjutkan perjalanan dari Pos 2 jalanan mulai menajak dengan tajam. Dengan pohon pohon besar yang sudah mulai jarang. Setiap selesai melewati tanjakan break dulu, entah berapa tanjakan dan berapakali break, sampai akhirnya hujan turun. Kita pun panik segera memakai mantol dan mempercepat pendakian untuk sampai pos berikutnya. tak jauh sampailah kita ke Pos 3, Watu tulis.

Disebut watu tulis karena terdapat Batu besar dengan berbagai macam tulisan. Pos 3 ini seperti tanah lapang yang lumayan besar, angin bertiup disertai tetesan hujan, syahdu!. Disana sudah ada beberapa tenda berdiri. kita mencari tempat datar untuk mendirikan tenda.

Aku mengistruksikan untuk segera mengeluarkan tenda dan kulepas mantol klebet yang kupakai, untuk alas meletakkan tas, setelah pada melepas tas, kemudian di tutup mantol lagi, biar gak basah. Ternyata dari sekian banyak orang hanya membawa satu tenda, ini gila!. Aku dibantu bebereapa teman mendirikan tenda, tidak sampai 30 menit tenda sudah berdiri .

berhangat-hangat ria | dok.Pribadi
berhangat-hangat ria | dok.Pribadi

Karena masih hujan deras segera kita semua masuk kedalam tenda berkapasitas 4 orang. Ya satu tenda untuk 14 orang!, kita duduk dengan setengah jongkok biar muat. Karena duduk berdempetan banyak orang rasa dingin yang kita tahan sendari tadi mulai hilang, berganti gerah. Dalam kondisi seperti ini masih aja ada yang nyletuk ‘foto yuk’, jadilah kita groupie dengan muka amburadul, kecapekan, kehujanan, sumpek, dan ngantuk menjadi satu.

Pestanya Pendaki

api unggun via www.superadventure.co.id
api unggun via www.superadventure.co.id

Setengah jam lebih kita bersumpek – sumpek ria, akhirnya hujan berhenti. Alhamdulillah. Kita pun keluar berniat membuat api unggun untuk menghangatkan badan, dan lebih gilanya ada yang membawa serabut kayu dari rumah, tak perlu bersusah payah mencari kayu kering.

Lanjutkan acara yang paling menyenangkan. Segera kita membuat api unggun tidak jauh dari tenda, dan mulai memasak kopi dan membuat mie. Masing masing dari kita mengeluarkan perbekalannya, dari mulai roti tawar, susu kental, pocari sweat, roti kering, snek chiki, dan lainya kita jadikan satu. Kita makan sambil ngobrol. Karena hanya satu tenda kita tidur bergantian.

Lanjut

lanjut | dok pribadi
lanjut | dok pribadi

Pukul 3 dini hari kita melanjutkan perjalanan. Ada beberapa yang tidak kuat, tinggal di tenda untuk menjaga barang. Kita melanjutkan perjalanan dengan membawa minuman secukupnya tanpa membawa carrier. Jalanan setelah hujan sangat licin dan berbahaya, tanjakan setelah Pos 3 sangat curam, kita berjalan dengan pelan dan hati-hati.

Singkat cerita setelah jungkir balik sana-sini sampailah kita di Pos 4 atau biasa disebut sabana 1. Banyak tenda yang berada disini, tempat ini kita mendapat bonus (jalan datar) lumayan lama. Setelah ngos-ngosan naik tebing bisa sedikit bersantai.

Puncak Bayangan

cafeks | dok. pribadi
cafeks | dok. pribadi

Melanjutkan perjalanan dengan sedikit mendaki tebing kita tembus ke sabana dua, sampai sini kita mendekati waktu subuh, dan turun hujan. Malam mulai berangsur hilang. Melihat tanjakan tinggi lagi, sepertinya itu adalah puncak.

Setelah melewati tanjakan yang licin dan berlumpur karena hujan teranyata masih ada tanjakan lagi. Kita lanjutkan perjuangan, sambil ngantuk karena kecapekan dan gak cukup tidur semalam, tanjakan kedua terlewati dan ternyata masih ada lagi. Benar-benar tertipu itu adalah puncak bayangan, terlihat seperti punca tapi bukan puncak. Kita memutuskan beristirahat dulu dan sholat subuh.

Bangkit Lagi?!

istirahat dulu | dok. pribadi
istirahat dulu | dok. pribadi

Setelah selesai sholat, kita makan perbekalan seadanya yang kita bawa. Dan melanjutkan perjalanan, di jalan kita berpapasan dengan beberpa bule yang juga mendaki. Berjalan dengan terkantuk-kantuk dan tak terhitung breaknya. Sampailah kita di puncak.

Puncak

Puncak Trianggulasi | dok Pribadi
Puncak Trianggulasi | dok Pribadi

Gunung merbabu mempunyai tiga puncak, dan puncak yang kita tuju adalalah Puncak Tiranggulasi 3.142 mdpl, puncak tertinggi Gunung Merbabu. Dari sini bisa melihat ke 2 puncak lainnya, Puncak Syarif danPuncak Kenteng Songo. Terlihat pula gagahnya Gunung Merapi, Gunung Lawu, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.

Dari 14 orang yang sampai puncak Cuma 6 orang, setelah puas berfoto ria, kita segera turun karena matahari sudah mulai menyengat, membakar kulit. Pukul sembilan di puncak gunung, matahari akan terasa membakar kulit meski udara disekitar begitu dingin.

Turun

makan rame-rame | dok Pribadi
makan rame-rame | dok Pribadi

Segera berlari turun, menuju Pos Watu Tulis, waktu tempuh menuruni gunung tidak lebih dari setengah waktu perjalanan naik. Jadi tidak perlu waktu lama untuk sampai tenda kita di Pos 3. Yang membuat lama adalah selama perjalanan digunakan untuk berfoto ria.

Dalam perjalanan turun ke Pos Watu Tulis, pemandangan sangat indah, dari mulai sabana 1, sabana 2 yang terlihat seperti bukit telettubies dari kejauahan, hijau dan menghampar. Terlihat pula gagahnya Puncak Pasir Gunung Merapi di selatan.

Sampai tenda sudah ada yang membuat sarapan, mie dan susu. Kita yang baru turun, ikut menyerbu makan mie rame-rame. setelahnya tidur sejenak untuk mengistirahatkan mata agar kuat turun dan melakukan perjalanan pulang nanti.

tidur sejenak | dok. pribadi
tidur sejenak | dok. pribadi

Tak berapa lama, kita berkemas, membongkar tenda, memasukkan jaket dan packing barang lainnya ke carrier. Kami menuruni gunung dengan berlari, diselingi istirahat tentunya. Dengan menjadikan gapuro masuk sebagai meeting point.

turun | dok. pribadi
turun | dok. pribadi

Menjelang tengah hari semua orang sudah sampai ke depan gapuro pendakian Gunung Merbabu, hujan mulai turun, kita berlari menuju basecamp, tanpa berlama-lama langsung tancap gas menuju Solo. Setelah saling berpamitan semuanya langsung pulang. Masing-masing sudah sangat merindukan pulau kapuk, ngantuuuuk.

Sumber : http://jempolkaki.com/pendakian-nekat-gunung-merbabu-3142-mdpl/


0 Response to "Pendakian Nekat Gunung Merbabu 3.142 mdpl"

Post a Comment