Sifat Biologi Tanah Pada Kompos
Agrotani.com Sifat Biologi Tanah Pada Kompos – Biologi tanah merupakan ilmu yang mempelajari mahluk-mahluk hidup didalam tanah. Tanah juga sering di sebut ” Living System ” karena banyak sekali makhluk hidup di dalamnya contohnya akar tanaman dan organisme lainnya di dalam tanah.
1. Makhluk Hidup Dalam Tanah
Sifat biologi tanah berhubungan dengan aktivitas makhluk hidup yang ada didalam dan permukaan tanah. Berbagai jenis makhluk hidup berkembang tanah, baik berbagai jenis tumbuhan, hewan, atau makhluk hidup yang berukuran besar (makro) maupun yang makhluk hidup yang ada di berukuran kecil (mikro).
Penggolongan dalam tanah adalah sebagai berikut :
~ Makro Fauna (BinatangBesar) Serangga, laba-laba, siput, cacing dll.
~ Makro Flora (tumbuhan besar) Rumput-rumputan tanaman budidaya
~ Mikto Fauna (Binatang Kecil) Biota. Chyromidae, dll.
2. Bahan organik dan Proses Dekomposisi
Bahan organik terdiri dari campuran sisa-sisa tanaman dan hewan dalam berbagai tingkat dekomposisi campuran dari senyawa senyawa sintesis dari hasil pelapukan baik secara kimia maupun biologi dan sisa-sisa dari dekomposisinya. (Paul dan Clark 1989) Pada dasarnya keberadaan bahan organik didalam tanah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui pengaruhnya pada sifat-sifat kimia dan biolgi.
Bahan organik berpengaruh pada bahan organik yang terdapat pada sifat-fisik tanah ditandai dengan terjadinya perbaikan dan perubahan dari beberapa sifat fisik tanah, antara lain berat volume dan daya ikat lengas tanah, pengaruh kimia meliputi peningkatan KTK (Kapasitas Tukar Kation) PH dan kandungan unsur hara, sedangkan pengaruh biologi dihubungikan dengan bahan organik tersebut sebagai sumber energi dari mikroba tanah dalam melakukan aktivitas hidupnya(bohn et al, 1985).
Sifat Biologi Tanah Pada Kompos
Secara garis besar pengomposan diartikan sebagai proses perubahan limbah organik menjadi kompos, melalui aktivitas biologi di bawah kondisi yang terkontrol.
Menurut Houng (1933) pengomposan adalah dekoposisi biologi dan stabilisasi substrak organik di bawah kondisi yang sesuai dengan perkembangan suhu thermofilik dari hasil produk biologi, hasil akhirnya berupa kompos yang stabil bebas penyakit dan gulma dan dapat memberikan keuntungan dilahan.
Kecepatan dekomposisi dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam proses dekomposisi, dimana nutrisi dilepaskan, terjadi ke tika substrak organiknya kaya akan nutrisi, nisbah C/N dan C/P sangat rendah. Perbedaan formuulasi bahan organik, perbedaan teknik dan lamanya pengomposan, serta perbedaan tingkat aplikasi (teknik dan ketepatan waktu), akan berpengaruh terhadap percepatan penyebaran nutrisi dari bahan organik (Melech, 1985).
Pengomposan bertujuan untuk mematangkan bahan-bahan organik yang berasal dari bahan limbah organik untuk mengurangi bau busuk, membunuh organisme pathogen(penyebab penyakit), membunuh biji- biji gulma dan pada akhirnya menghasilkan pupuk organik kompos yang sesuai dengan tanah. Pengomposan dinyatakan selesai bila kompos dalam keadaan matang. Menurut Kurihara (1984), kematangan kompos dicirikan bila kompos disimpan tidak menimbulkan masalah. Hsieh gangguan atau jika diaplikasikan dalam tanah tidak menimbulkan dan Hsieh (1990) mengelompokkan kematangan kompos dalam 3 kategori :
1. Kompos belum matang (lmmature compost) : dalam kategori ini bahan yang dikomposkan warna dan bentuk dari bahan asli mudah diidentifikasi.
2. Kompos matang sebagian (partly matured compost) dalam kategori ini bahan yang dikomposkan berubah warna menjadi kecoklatan, tetapi masih kelihatan bentuk aslinya dan tidak mudah dihancurkan apabila digesek-gesekan dengan jariatau tangan.
3. Kompos matang(mature Compost) : pada kompos matang sebagian berstruktur crumbel berwarna coklat besar bahan yang dikomposkan kehitaman.
Masuk Forum Kami Lewat Facebook atau Twitter
0 Response to "Sifat Biologi Tanah Pada Kompos"
Post a Comment