Jenis-jenis Sawah Berdasarkan Sumber Air yang didapatkannya – Pembentukan sawah pertama kali dilakukan pada 10.000 hingga 9.000 tahun lalu di kawasan Asia Timur, kemudian menyebar mengikuti perkembangan zaman dan penyebaran manusia ke beberapa Negara seperi Asian Tenggara, China, Eropa Timur, Afrika Barat, Australia serta Amerika Selatan.
Menurut buku sejarah menjelaskan jika sawah dan irigasi pertama kali dikembangkan di sungai Nil, aliran sungai Sindu, sungai Hwang Ho, sungai Tigri dan Eufrat, dan sungai Gangga serta sungai Mekong.
Pengertian Sawah
Sawah merupakan suatu usaha pertanian yang dilakukan pada tanah basa dan membutuhkan air untuk irigasi.
Jenis tanaman yang ditanam pada sawah adalah padi. Untuk melakukan kegiatan bersawah, pengelolaannya dilakukan dengan intensif dan menetap di suatu tempat.
Sawah sangat bermanfaat bagi manusia, sebab tanpa adanya sawah tidak akan ada padi dan sejenisnya yang biasa kita makan.
Ciri-Ciri Sawah
Berikut beberapa ciri-ciri sawah yang ada di Indonesia;
- Setiap petak sawah akan dibatasi oleh pematang yang berkelok-kelok atau lurus, sesuai dengan kontur tanah pada sawah tersebut.
- Permukaan sawah selalu datar, meski sawah tersebut berada di perbukitan atau pegunungan.
- Pengelolaan atau pengolahan dikerjakan pada tanah yang berair dan lembab.
- Tanaman yang paling sering ditanam pada sawah adalah padi.
- Unsur hara tanah berasal dari bahan-bahan dari luar.
- Sawah memiliki sumber air atau perairan yang teratur atau tercukupi.
Jenis-Jenis Sawah
Berdasarkan sumber air yang didapatkannya, sawah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sawah tadah hujan, sawah pasang surut, dan sawah lebak.
1). Sawah Tadah Hujan
Sawah jenis ini adalah sawah yang mendapatkan sumber air dari tetesan air hujan. Sehingga, musim tanam sawah jenis ini sangat bergantung dengan musim hujan.
2). Sawah Pasang Surut
Hewan dan tumbuhan yang hidup di dalam ekosistem sawah pasang surut, sangat rentan akan kematian atau berpindah tempat ke habitat lain ketika musim kering datang.
Sawah pasang surut adalah sawah yang terletak di dekat sungai yang sering terjadi atau mengalami pasang surut dan mendapatkan air dari sungai yang tertahan dan meluber serta merembes keluar.
Umumnya, sawah jenis ini banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai atau pingir-pinggir rawa. Tanaman yang ditanam pada sawah jenis ini haruslah tanaman yang tahan dengan air payau atau asin dan memiliki batang yang tinggi.
Sawah pasang surut banyak ditemukan di daerah-daerah pantai Indonesia, terutama di pantai utara dan barat pulau Jawa, pantai timur Sumatra, hingga pantai di Kalimantan Barat.
3). Sawah Lebak
Sawah jenis ini adalah sawah yang terletak atau diapit oleh dua sungai besar, sehingga ekosistem sawah lebak sangat produktif dan tidak memerlukan biaya tinggi untuk mengelolanya.
Hal ini dikarenakan, sawah lebak memanfaatkan air yang berasal dari dua sisi. Umumnya, para petani mengerjakan sawah untuk membuat saluran irigasi ketika musim kemarau.
Namun, ketika musim hujan tiba sawah jenis ini sangat rawan akan tergenang oleh air. Karena saat musim hujan, air dari kedua sungai akan meluap tetapi dengan pembuatan irigasi yang baik hal ini dapat dihindari.
Baca Artikel Lainnya :
- Keindahan dan Panorama Taman Nasional Sebangau Layak Untuk Dikunjungi
- Beberapa Ciri Iklim Tropis
- Beberapa Manfaat Tanaman Gambir Untuk Kesehatan
Untuk menemukan saha lebak, kita bisa melihatnya di antara sungai Musi dan Sungai Ogan Provinsi Sumatra Selatan.
0 Response to "Jenis-jenis Sawah Berdasarkan Sumber Air yang didapatkannya"
Post a Comment