Panduan dan Cara Budidaya Tanaman Sambiloto

Panduan dan Cara Budidaya Tanaman Sambiloto – Pertumbuhan produksi tanaman dalam suatu ekosistem pertanian tergantung pada interaksi antara sistem biologis dan lingkungan fisik dimana tanaman tumbuh.

Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman antara lain cahaya, curah hujan, suhu udara, lingkungan atmosfer (CO2, O2, kelembaban) dan lingkungan perakaran.

Oleh karena itu apabila kondisi lingkungan tumbuh kurang sesuai bagi pertumbuhan tanaman perlu dilakukan modifikasi sehingga dicapai tingkat toleransi yang diinginkan.

budidaya sambiloto

Baca Artikel Lainnya :

  • Cara Budidaya Tanaman Sirih
  • Cara Mudah Dalam Budidaya Som Jawa
  • Cara dan Panduan Budidaya Temulawak

Ketinggian tempat yang diperlukan

Ketinggian tempat optimum bagi pertumbuhan dan produksi sambiloto adalah daerah pantai sampai ketinggian 600 mdpl.

Tinggi tempat ini erat hubungannya dengan suhu yang juga cukup berpengaruh kepada berbagai proses fisiologik sambiloto dan akan mempengaruhi produksi sambiloto.

Intensitas cahaya

Selama pertumbuhan sambiloto bisa dikatakan membutuhkan cukup sinar matahari.

Namun tanaman ini masih tumbuh dan berproduksi baik pada kondisi ternaungi sampai 30%. Tetapi jika dilakukan dengan kondisi naungan diatas 30%, mutu simplisia sambiloto cenderung menurun.

Jenis tanah yang sesuai

Sambiloto mampu tumbuh di banyak jenis tanah. Pada habitat alamnya, sambiloto ditemui hutan-hutan berkondisi solum tanah yang dangkal. Walaupun begitu, untuk menghasilkan produksi yang maksimal, diperlukan kondisi tanah yang subur, seperti Latosol dan Andosol.

Pemilihan Bahan Tanaman

Tanaman sambiloto pada umumnya bisa diperbanyak secara generatif, dengan menggunakan biji, meskipun dapat pula diperbanyak dengan setek. Perbanyakan tanaman melalui biji harus memerhatikan beberapa hal semisal tingkat kemasakan pada biji.

Proses Pembenihan

Pembenihan dari biji, dilakukan dengan cara merendam biji selama 24 jam dan kemudian dikeringkan sebelum disemaikan. Perkecambahan akan terjadi seminggu kemudian, yakni setelah mempunyai 5 helai daun.

Benih siap dipindahkan ke polibag kecil dengan media tanam yang berupa campuran dari pasir, pupuk kandang dan tanah. Benih siap dipindah ke lapang setelah 21 hari.

Benih bisa pula diperoleh dari setek, yang diambil dari 3 ruas tanaman yang sudah berumur 1 tahun atau lebih. Benih setek pada umumnya siap ditanam di lapangan sesudah berumur 15 hari. Benih setek umumnya akan lebih cepat berbunga dibandingkan dengan benih dari biji.

Pada saat di proses persemaian, benih sebaiknya disiram 2 kali sehari, yakni pagi dan sore dengan tempat penyemaian yang harus cukup naungannya.

Proses Budidaya

Proses Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan agar diperoleh tanah gembur dengan cara menggarpu dan juga mencangkul tanah sedalam ± 30 cm. Tanah baiknya dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa
tanaman yang susah lapuk.

Saluran drainase harus diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan sampai terjadi genangan. Pembuatan dan pemeliharaan drainase dimaksudkan untuk menghindari berkembangnya penyakit tanaman.

Proses Penanaman

Untuk mendapat pertumbuhan tanaman yang maksimal, jarak tanam yang disarankan adalah 40 x 50 cm, atau sekitar 30 x 40 cm, disesuaikan dengan kesuburan tanah. Penanaman dapat dilakukan pada bedengan maupun guludan, yang harus disesuaikan dengan kondisi lahan.

Proses Pemupukan

Pemupukan dianjurkan meliputi pupuk Urea, kandang, SP-36 dan KCl. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum proses tanam.

Dosis pupuk kandang berkisar antara 10-20 ton per ha, jumlah ini tentunya disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Pada tanah yang kurang gembur, sangat dianjurkan untuk memberikan pupuk kandang lebih banyak.

Dosis pupuk buatan yang dianjurkan untuk sambiloto adalah kisaran 100-200 kg Urea, 150 kg SP-36, 100-200 kg KCl per hektarnya. Pupuk jenis SP-36 dan KCl diberikan pada saat masa tanam, sedangkan Urea diberikan dua kali, yakni saat berumur 1 dan 2 bulan pasca tanam, masing-masing setengah dosis.

Proses Pemeliharaan

Pemeliharaan perlu untuk dilakukan agar tanaman dapat bertumbuh dengan baik. Penyiangan harus dilakukan seperlunya dan disesuaikan dengan kondisi gulma sekitar. Disamping itu pula, drainase perlu juga dirawat dan dipelihara untuk menghindari munculnya genangan air.

Pengendalian dengan cara menambahkan organisme pengganggu tanaman Hama dan penyakit yang ditemukan menyerang tanaman sambiloto biasanya adalah Aphis spp dan Sclerotium sp. Sclerotium sp seringkali menyerang sambiloto khususnya di musim penghujan, dan membuat banyak jenis tanaman mudah layu. Penggunaan bubuk cengkeh dapat mencegah penyebaran Sclerotium sp.

Panen

Panen sebaiknya dilakukan segera sebelum tanaman berbunga, yakni 2 – 3 bulan setelah masa tanam. Panen dilakukan dengan memangkas bagian batang utama sambiloto sekitar 10 cm diatas permukaan tanah.

Panen berikutnya bisa dilakukan 2 bulan setelah masa panen pertama. Produksi tanaman sambiloto dapat mencapai berat 35ton biomas segar per ha, atau sekitar 3 – 3,5 ton simplisia per ha. Biomas si hasil panen dibersihkan, daun dan batang yang telah dipanen kemudian dijemur pada suhu 40 – 50°C sampai kadar air 10 %. Penyimpanan ditempatkan pada wadah tertutup sehingga tingkat kekeringannya tetap.

Thanks, See you next post!

Sumber : http://agroteknologi.web.id/panduan-dan-cara-budidaya-tanaman-sambiloto/


0 Response to "Panduan dan Cara Budidaya Tanaman Sambiloto"

Post a Comment